REVIEW STUDIO YOGA : THE YOGA PLACE PALEMBANG

Belakangan ini sering banget capek, pusing, migren, dan emosi gak terkontrol ujung-ujungnya jadi makan berlebihan, berat badan naik, dan welcome depresi ^^

  1. Emosi = Bawaannya pengen marah kalo “disenggol” dikit.
  2. Berat Badan Naik = Menganggu kepercayaan diri
  3. (1) + (2) = Depresi Tingkat Ringan

Rasanya pengen ada rutinitas baru biar ga jenuh dengan problematika yang sedang dihadapi belakangan ini.

Seperti gayung bersambut,  tiba2 temen kantor buka bisnis baru, dia buka studio Yoga dan nawarin free trial. Kayaknya boleh juga dicoba…

Awalnya malas karena badan ga lentur, terus lokasinya jauh banget dari rumah, tapi karena pengen mulai exercise lagi, paling enggak “bergerak” sedikit, karena badan udah berat banget, akhirnya nyobain juga free trialnya.

Dan ternyataaaa… enaaaak! Tidur jadi lebih enak, badan jadi lebih fresh, pikiran dan perasaan jadi lebih tertata.
Baru dua kali yoganya udah kerasa manfaatnya, semoga dengan bergabungnya jadi member, bisa ngebuat semangat buat rutin yoga. Let’s see… Fight

Semoga bisa rutin ya, karena suasana di The Yoga Place enak banget, instrukturnya baik-baik banget sama pemula, dan kenyamanan tempatnya bikin tambah nagih pengen yoga lagi. Dan yang paling penting : Ladies Only.

Kelasnya juga ada tiap hari, biasanya tiap hari itu ada dua sesi. Sesi pertama sesi pagi mulainya jam 08.30 pagi, dan sesi kedua mulainya jam 16.00

Ini info jadwal kelas dan instrukturnya :

jadwal yoga place.jpg

Buat yang mau nyari studio yoga di Palembang, recommended tempatnya nih :

The Yoga Place

Share Location

Jl. AKBP Cek Agus No.284, Duku, Ilir Tim. II, Kota Palembang, Sumatera Selatan 3011

Sebelah Restoran Butcher Steak Palembang

la-vita-bella-casual

pic source : tripadvisor.com

Review Make Over Make Up (Part 1)

Honestly, pertama kali beli Make Over karena lagi diskon 25%, jadi tergoda buat beli (muka diskonan), apalagi liat kemasannya simple elegan yang eye catchy banget. Dominan hitam dan tulisan MAKE OVER warna abu-abu & putih. Ternyata brand lokal, masih satu lini dengan Wardah yang diproduksi oleh PT. Paragon Technology and Innovation.

Di postingan ini cuma mau posting 3 item : eye shadow, concealer, dan blush on. Karena 3 item itu yang habis di koleksi make up aku. Dan lagiiii ga mau pake foundation dan bedak padat atau tabur dulu sementara karena lagi pemulihan dari jerawat! Yes! Kulit wajah emang oily dan sensitif jadi perlu istirahat dulu dari bedak bedakan dan foundation, so next menyusul review, karena aku bakal nyobain foundation, bedak, highlight, corrective base, dll. Seriusan pengen make up pake one brand buat event-event spesial 🙂 Soalnya dari 3 item yang aku cobain emang recommended.

Trivia Eye Shadow – Emperor Brown

Perfect Shade Blush On Single Promiscious Peach

Camouflage Cream Face Concelear

review2

Pertama aku mau bahas trivia eye shadownya dulu. Eyeshadow yang  dikemas dalam kotak hitam dan dengan kaca di bagian dalamnya (yang bikin seneng ada kaca nya) dilengkapi dengan dual sponge.

Design kemasannya terkesan branded, mewah, dan professional look. Shades Emperor Brown warnanya natural jadi cocok buat daily use, ada 3 varian warna mulai dari gelap ke terang.  Dark Brownnya bisa dipake buat contour dan shading area hidung. Warnanya cukup pigmented tanpa base eye.

Next, Blush On Single Promiscious Peach. Sama dengan eye shadow, kemasannya dominan hitam dan ada kacanya juga 🙂 Berbentuk kotak segi empat ukuran sedang. Travel friendly! Warnanya pigmented, cukup disapukan sekali udah oke buat tampil natural. Dua kali sapuan udah keliatan kamu pake blush on kok. Klo mau tahan lama boleh dikasi base brownish oranye (cream face concelear) untuk membuat wajah terlihat cerah sekaligus membentuk area tulang pipi sekaligus untuk membentuk area tulang pipi.

 

 

Camouflage Cream Face Concelear

20180618_140842

 

Make Over Camouflage Cream Face Concealer bentuknya persegi panjang dengan kaca kecil dilengkapi kuas. Terdapat 5 warna dalam 1 pallete. Untuk bagian belakangnya terdapat petunjuk penggunaan berdasarkan warna concealer yang memudahkan kita untuk mengaplikasikannya.

  • Light Beige – berfungsi sebagai tint/highlight area mata
  • Beige – menyamarkan noda / bekas jerawat
  • Light Green – menyamarkan tone warna kulit yang kemerahan
  • Light Purple – memberikan efek cerah pada kulit kusam
  • Brownish Organe – untuk memberikan efek cerah pada kulit gelap atau bisa digunakan sebagai base blush on (membetuk area tulang pipi)

Menurut petunjuk penggunaan di bagian belakang, cara pakai concealer ini adalah dengan di ulaskan tipis-tipis dengan cara ditepuk-tepuk dengan jari tangan atau menggunakan spons segitiga / ujung lancip. Aku biasa pake kuas yang ada di kemasan untuk diaplikasikan di wajah lalu di ratakan menggunakan jari tangan.

Kadang aku pake juga buat highlight karena pilihan warnanya cukup lengkap J Teksturnya creamy jadi mudah di blend, selain itu coveragenya lumayan bagus dan hasil akhirnya matte. Recommended

Untuk harga :

  • Blush on Promiscious Peach IDR 85,000
  • Trivia Eye Shadow Emperor Brown &  Camouflage Cream Face Concealer IDR 220.000 (diskon 25 %, bayar cuma 165.000), menurut aku worth to buy karena di bawah 200 k dapet 2 item : )

and for the final result like this photo below (theme make up : natural pastel tone)

20180615_115004

Review Novel : Ubur-Ubur Lembur

“Gue melihat orang yang bekerja kantoran tapi nggak sesuai dengan minat mereka itu seperti seekor ubur-ubur lembur. Lemah, lunglai, hanya hidup mengikuti arus.”
-Raditya Dika, Ubur-Ubur Lembur-

UUL

“Menjadi karyawan memang hidup aman. Makan dari gaji, bekerja mengikuti perintah atasan, dan sekali-kali , diledekin sama orang semacam ini. Tapi gue juga berpikir kalau gue bekerja lima kali lebih keras, gaji yang gue dapat nggak lima kali lebih banyak”
-Raditya Dika, Ubur-Ubur Lembur-

Ubur-Ubur Lembur, judulnya lucu ya? Eye catchy dan berakhiran -ur! LOL!!

Novel pertama yang gue baca di tahun 2018 setelah sudah lama vakum ga baca novel lagi (budget beli novel sudah tersita dengan budget beli buku anak!)

I always fall for Raditya Dika’s novel like I always fall for his “growth”

Sebagai pengikut perkembangan Radit sejak dia masih aktif jadi blogger, waktu dia pertama kali tampil di Mata Najwa (LOL!) dan sebelum dia terkenal sebagai sutradara, komika, aktor, dan embel-embel lainnya, gue tau banget perjalanan dia. Bagaimana passion yang diikuti dengan produktivitas akan menghasilkan output yang signifikan. Dia tau apa yang dia inginkan, apa yang bikin dia happy, dan bersungguh-sungguh mengerjakannya tanpa peduli hasil akhirnya. Novel terbaru Radit ini “berkarakter”, pesan moral  mengena tersirat di balik tulisannya yang ringan.  Mengajari tanpa menggurui : do your best, focus on what make you happy when you do it. Selalu berusaha bekarya pada sesuatu yang kita minati, tanpa kenal lelah, tanpa menyerah, dan berkomitmen. Melalui Radit, gue belajar satu hal : Hasil tidak akan mengkhianati proses.

Dan dalam lingkungan kerja, bersemangatlah dalam menyelesaikan tugas. Berikanlah lebih tanpa mengharapkan pujian atau perhatian. Jangan Lemah, lunglai, hanya hidup mengikuti arus! 

Tentukan visi dalam bekerja. Apa yang ingin kita raih beberapa tahun mendatang, meski kadang lelah dan jenuh melanda, tetap yakinkan kita untuk kembali bersemangat memperbaiki dan mengevaluasi kinerja. Menjadi karyawan atau wirausaha, pilih mana yang sesuai dengan visi kita.

Di novel ini, selain bercerita tentang passionnya, Radit juga mengajak kita berkontemplasi dengan hati : ) Bahwa semua orang pernah jadi korban patah hati…

“Lo berapa kali patah hati?”

”berkali-kali’ ”dan gue memakai bekas luka gue dengan bangga”

”bekas luka?”

”iya. kayak lo abis jatoh atau ketusuk piso, pasti ada bekas luka, kan? gue pakai semua bekas luka patah hati gue dengan bangga. sebagai pengingat bahwa gue pernah melalui semua dan masih hidup. keren, nggak?”

Ubur-ubur Lembur memang benar bercerita tentang pengalaman Radit belajar hidup dari apa yang dia cintai, sambil menemukan hal remeh untuk ditertawakan di sepanjang perjalanan. Ditunggu karya selanjutnya, Dit! 🙂

 

Review The Architecture of Love

image

Novel Ika Natassa yg terbaru hasil eksperimen interaksi dari #Polltweet? Dari situ aja udah penasaran gimana isinya…

Novel Critical Eleven perasaan belum lama keluar… kok udah ad lagi yang baru??? Ah menyenangkan sekali… sering-sering aja gini kak ika… 😄

Here goes the short review :

Plot cerita awalnya agak boring… tapi ke belakang-belakangnya enak dibaca dan menyentuh.. yang ngebuat novel ini jd bacaan yang menyenangkan. Yang ga biasa… ceritanya ringan ga seperti signature style writer yang sudah2. Ringan dalam artian ceritanya begitu smooth, mengalir apa adanya, quote2 yang begitu memorable, dan beberapa part yang begitu menyentuh.

Cerita yg lugas dan tidak berbelit-belit.

Tentang cinta yang dipertemukan karena persamaan. Kedua tokoh yang sama-sama merasa pedih.

Sama-sama pedih tapi beda esensi. Tentang saling mengisi sebuah lubang yang menganga di hati masing-masing…

The funny thing is nobody ever really know how much anybody else is hurting. We could be standing next to somebody who is completely broken and we wouldn’t even know it

Raia dan River. Seorang penulis dan seorang arsitek. Keduanya sama-sama ‘melarikan diri’ ke New York -the city that never sleeps-. Disana mereka berusaha berdamai dan mencari jawaban untuk masa lalu yang masih menghantui.

Raia yang harus menghadapi writer block selama dua tahun. Hal yang terjadi karena perceraiannya dengan laki-laki yang selama ini diyakininya sebagai “the other half of my orange”, yang selama ini merupakan muse-nya. Muse untuk setiap tulisannya. Laki-laki yang meninggalkannya untuk alasan yang absurd.

River, -seorang arsitek yang percaya arsitektur merupakan pertemuan antara cinta, pikiran, dan alasan- dihantui rasa bersalah karena kecelakaan yang menewaskan istrinya, dimana dia merasa jadi ‘pembunuh’ istrinya, Andara.

Pertemuan pertama keduanya yang berlanjut menjadi petualangan dan cerita di setiap bangunan-bangunan indah dan klasik di New York, di restoran, di kedai kopi, di toko buku…
 
Raia menulis. River menggambar. Raia berkutat dengan laptop sementara River dengan sketsa dan pensil.

Seru ngebayangin melakukan aktivitas berbeda di tempat yang sama dengan seseorang yang awalnya stranger then become friend. A very special friend.

Ada beberapa part yang touching buat gue…

Part saat Raia yang bernarasi saat mengingat Alam, si mantan suami. Saat Raia mengingat cara Alam meninggalkannya. Saat Raia mempertanyakan alasan kepergian Alam.

You know what is wrong about always searching for answers about something that happened in your past? It keepa you from what’s in front of you. Ya, your future.

Part saat River yang setiap saat selalu memikirkan Andara, bahkan setelah kematian Andara. Setiap detil yang dia lalui bersama Andara masih jelas terbingkai dalam ingatan River. Terutama kecelakaan mobil saat dia bersama Andara. Saat rasa bersalah yang gagal membuatnya memaafkan dirinya sendiri.

People say that you know you will never know the value of a moment until it become a memory.

Dan part dimana Raia dan River menyadari perasaan masing-masing. Saat Raia merasa dirinya adalah persinggahan dan bukan tujuan. Saat River merasa tak pantas mencintai Raia ketika rasa cinta untuk Andara masih ada.

People say that Paris is the city of love, but for Raia, New York deserves the title more. It’s impossible not to fall in love with the city like it’s always impossible not to fall in love in the city.

Ah just buy this novel anyway. This novel is bittersweet….

Ps :

Bookstores are never just stores that sells book.

Indeed, I feel you