Selamat Jalan

Teruntuk kerabat dan kenalan terkasih yang telah pergi mendahului dalam perjalanan di dunia ini tiada untaian kalimat indah yang bisa dituliskan disini selain doa teriring : semoga husnul khotimah dan amal ibadah kita semua diterima di sisi-Nya.

Tidak tahu lagi kepergian semua yang terlalu mendadak ini disebabkan karena wabah pandemi atau karena penyakit comorbid, yang jelas menorehkan luka kasat mata, perih namun tak berwujud lukanya.

Hujan yang turun hari ini di musim yang katanya sedang kemarau terasa lebih syahdu dan suram dibanding kemarin. Air mata yang dari semalam mengalir memang telah mengering, namun nyerinya di hati hingga detik ini masih terasa. Betapa singkat waktu kita di dunia ini dan aku pun tersadar bahwa 33 tahun lamanya kadang hidup ini juga seperti kemarau, yang kalbunya pun seringkali mati karena lemahnya iman.

Tidak terlalu mengenal sosoknya, namun merasa kehilangan yang amat sangat, perasaan yang bahkan aku pun sulit mendefinisikannya. Yang umurnya tak terpaut jauh dari umurku, yang usianya putranya juga tak jauh dari usia putraku, menorehkan pilu di hati. Betapa kita tak pernah tahu kapan kita akan kembali kepada-Nya.

Selamat jalan Ibu PL.

We’re all love you

-hf-

Leave a comment